Selasa, 01 Maret 2011

LAPORAN PRAKTIK LAPANG KULTUR IKAN HIAS

LAPORAN PRAKTIK LAPANG
KULTUR IKAN HIAS

CARA PEMBUATAN AKUARIUM DAN CARA PEMELIHARAAN IKAN HIAS

OLEH :

NAMA : ANDRITYAS SAMIR
NIM : L 221 08 266
KELOMPOK : VI (ENAM)
ASISTEN : RUQAYYAH JAMALUDDIN

PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN
JURUSAN ERIKANAN
FAKULTAS ILMU KELAUTAN DAN PERIKANAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2010


I.PENDAHULUAN
Latar Belakang
Indonesia merupakan Negara Kepulauan terbesar di dunia dengan jumlah pulau ±17.507 buah pulau dengan garis pantai sepanjang 81.000 km. Indonesia dikenal sebagai Negara dengan kekayaan keanekaragaman hayati (biodervisity) laut terbesar di dunia karena memiliki ekosistem-ekosisitem pesisir seperti hutan mangrove, terumbu karang dan padang lamun yang sangat luas dan beraneka ragam (Lampe, 2008).
Perikanan merupakan suatu bidang ilmu yang bersifat dinamis, dimana setiap waktu selalu berkembang dengan penemuan-penemuan baru yang berhubungan dengan pengelolaan, penangkapan, pembudidayaan dan sampai ke proses pemasaran. Jika tidak ada pengetahuan dasar fisiologi oleh ilmuan, maka keadaannya tidak akan berkembang seperti sekarang (http://www.musida.web.id/indo, 2010).

Ikan merupakan salah satu fauna khas dari lahan basah. Perairan air tawar, payau atau asin merupakan habitat bagi berbagai jenis ikan. Ikan karang merupakan ikan yang hidup, berkembang biak dan mencari makan di sekitar karang. Karang ikan pada umumya berukuran kecil dan relatif tidak berpindah-pindah dan sebagian besar merupakan ikan hias. Potensi ikan karang yang melimpah dan memiliki nilai ekonomis tinggi serta merupakan komoditi ekspor mendorong eksploitasinya secara besar-besaran, yang dapat mengancam kelestariannya. Meskipun sumberdaya perikanan merupakan sumberdaya yang dapat pulih kembali namun sifatnya yang terbatas sehingga perlu pengelolaan bijaksana , terkendali dan terencana dengan baik (http://soegiono.dikhut.blogspot.com/bahan_ajar_ikan_karang.html, 2010).

Ikan hias cukup dikenal oleh masyarakat sebagai hiasan aquarium. Perkembangan ikan hias di Indonesia mengalami kemajuan yang terus meningkat, terutama ikan hias air tawar asli Indonesia. Jenis-jenis ikan tersebut antara lain jenis siklid, platis, lemon, cupang, black ghost, manvis, palmas, guppy, diskus, oscar, arwana dan masih banyak lagi lainnya. Dalam menternakkan ikan hias harus diperhatikan bahwa masing-masing jenis mempunyai sifat dan kebiasaan hidup yang berbeda-beda, misalnya dalam cara pemijahan, bertelur ataupun menyusun sarangnya (http://choirul_how.ikan_hias.html, 2010). Oleh karena itulah praktik lapang kultur ikan hias dilaksanakan

Tujuan dan Kegunaan
Adapun tujuan dilakukannya praktik lapang kultur ikan hias adalah untuk mengetahui secara langsung teknik dan metode budidaya yang digunakan pada lokasi yang dikunjungi dalam praktik lapang.
Adapun kegunaan dilakukannya praktik lapang kultur ikan hias adalah agar mahasiswa mampu mengaplikasikan pengetahuan yang diperoleh di lapangan dan menambah informasi mengenai kultur ikan hias.
Waktu dan Tempat
Praktik lapang kultur ikan hias dilaksanakan pada hari sabtu dan minggu, tanggal 13-14 November 2010 pukul 10.00 Wita di Fakultas Ilmu Kelautan dan perikanan, Universitas Hasanuddin, PT.Rezky Bahary dan Pasar Hobi, Makassr, Sulawesi Selatan

Alat dan Bahan
Adapun alat yang digunakan pada praktikum pembuatan akuarium ini dapat di lihat pada tabel di bawah ini:

Metode Praktik
A.Metode praktik pada cara membuat akuarium :
•Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
•Memotong lembaran kaca sesuai dengan keingingan. Gosok tepi-tepi potongan kaca tersebut dengan batu asahan atau gurinda untuk menghaluskan pinggiran kaca yang tajam.
•Menghaluskan ujung kaca dengan cara potongan kaca. Selanjutnya permukaan kaca tersebut, terutama bidang permukaan yang akan direkat dibersihkan dari berbagai kotoran.
•Menempelkan lem kaca (lem silicon) pada bidang pertemuan potongan kaca.lem kaca.
•Bila lem sudah terpasang dengan baik kaca bagian sisi kecil bias diasang
•Kedua sisi lainnya selanjutnya bisa dipasang.
•Setelah semua kaca menempel, jaga posisi mereka dengan menggunakan "plak band". Biarkan dalam kondisi demikian hingga lem mengering
•Setelah bagian dalam sambungan antar kaca perlu dilapisi dengan lem, untuk mencegah kemungkinan terjadinya kebocoran akibat perekatan yang tidak sempurna sebelumnya. Lakukan hal ini dengan hati-hati agar hasil akhirnya rapi tetapi kuat.
•Bila diperlukan, bagian dalam dan atas kaca bisa diperkuat dengan potongan kaca sedemikian rupa. Kaca penguat ini bisa juga berfungsi sebagai dekorasi.

B.Metode praktik lapang kultur ikan hias
•Menyediakan alat dan bahan yang akan digunakan
•Berkenalan dengan pemilik lokasi
•Bertanya kepada pemilik lokasi
•Mencatat apa saja yang ditanyakan kepada pemilik lokasi

Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam praktik lapang kultur ikan hias adalah:
1.Data primer adalah data yang diperoleh lansung dari narasumber maupun dari lembaga yang terkait dsb.
2.Data sekunder adalah data yang diperoleh dari tinjauan pustaka dan berbagai literature lainnya.
Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam praktik praktik lapang kultur ikan hias adalah:
1.Interview
Kegitan ini dilakukan dengan wawancara lansung kepada narasumber, bertanya langsung kepada penjual atau penjaga toko ikan hias.
2.Observasi
Observasi merupakan kegiatan dengan kunjungan langsung ke toko penjualan ikan hias.
3.Pencatatan data
Dilakukan dengan melakukan pencatatan data sesuai hasil observasi dan Interview.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Adapun hasil pengamatan yang dilakukan di lokasi pratik lapang melalui pengamatan di lokasi pertama dan kedua.
Lokasi pertama praktik
No. Jenis peliharaan
1. Nama pemilik/Perusahaan CV. Rezki Bahari
2. Lokasi Jalan tol
3. Jenis ikan / tumbuhan air yang dijual Coral
4. Asal ikan / tumbuhan air yang dijual Dari nelayan
5. Tumbuhan air yang dijual Coral
6. Cara penanganan ikan / tumbuhan air Langsung diletakkan di kolam
7. Perlengkapan / peralatan yang digunakan Pompa air

Pembahasan
Pembuatan Akuarium
Adapun hasil dan pembahasan dari praktik lapang pembuatan akuarium adalah :
Konstruksi Akuarium
Konstruksi wadah akuarium sangat bergantung pada desain yang akan dikerjakan berdasarkan bentuk akuarium yang diinginkan. hal ini sesuai dengan Anonimous (2010) bahwa bentuk akuarium yang biasa digunakan sebagai wadah budidaya ikan antara lain adalah akuarium segiempat, akuarium trapesium, akuarium segi-delapan, akuarium segi-enam, akuarium botol dan akuarium ellips.
Setelah merencanakan bentuk akuarium kaca yang akan dibuat, langkah selanjutnya menentukan ukuran kaca yang akan dipergunakan untuk membuat akuarium. Ukuran kaca yang akan digunakan biasanya berkisar antara 3 mm – 16 mm. Sebagai acuan dalam membuat akuarium, ukuran kaca yang akan digunakan dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3. ukuran kaca
Tebal kaca (mm) Panjang akuarium (cm) Lebar akuarium (cm) Tinggi akuarium (cm)
3 30 20 20
3 40 20 30
3 50 30 30
5 70 35 35
5 80 40 40

Untuk kaca yang akan digunakan sebagai dasar akuarium ketebalannya ditambah 0,5–1 mm, hal ini sesuai dengan Anonimous (2010) bahwa untuk kaca yang akan digunakan sebagai dasar akuarium sebaiknya ketebalannya ditambah 1 – 2mm. Setelah menentukan bentuk dan ukuran kaca yang akan dipergunakan untuk membuat akuarium maka langkah selanjutnya adalah memotong kaca. Kaca yang dipergunakan untuk membuat akuarium masih dalam bentuk lembaran kaca. Ada beberapa dalam memotong kaca antara lain adalah :
•Letakkan lembaran kaca pada meja kerja, meja kerja harus dalam keadaan datar dan bersih. Hal ini untuk menghindari terjadinya keretakan kaca yang akan dipergunakan.
•Ukuran kaca yang akan dipotong ini disesuaikan dengan bentuk akuarium yang akan dibuat. Dalam membuat potongan-potongan kaca, lembaran kaca dibuat polanya terlebih dahulu dengan menggunakan spidol dan penggaris besi. Pola yang sudah dibentuk dapat langsung dipotong.
•Untuk memotong kaca gunakan alat pemotong kaca
•Setelah kaca terpotong, bagian pinggir dari potongan-potongan kaca harus dihaluskan dengan gerinda atau batu asahan karborondum.

Perakitan Akuarium


Dalam membuat akuarium, ada beberapa hal yang harus dikuasai agar akuarium yang dibuat tidak bocor dan tahan lama, yaitu dengan; merancang/mendesain akuarium, memotong kaca, merakit akuarium dan melakukan uji coba terhadap akuarium tersebut.

Akuarium yang akan dirakit, langkah awal yang harus dilakukan adalah menyiapkan kaca sebagai dasar utama pembuatan akuarium. Kaca yang akan dirakit menjadi akuarium ini sudah dalam bentuk potonganpotongan kaca yang ukurannya disesuaikan dengan ukuran akuarium yang akan dibuat. Sebelum dirakit kaca-kaca tersebut sebaiknya dilakukan penggosokan dengan menggunakan batu asahan karborundum atau gerinda. Anonimous (2010) hal ini bertujuan agar akuarium yang dibuat tidak berbahaya bagi pemakainya. Kaca-kaca yang telah dihaluskan seluruh bagian pinggirnya dengan gerinda ini telah siap untuk dirakit. Langkah selanjutnya adalah menyiapkan alat dan bahan lainnya yaitu:
•Lem kaca, yang digunakan adalah lem silikon yaitu lem khusus untuk merekatkan kaca agar melekat dengan baik dan tidak bocor.
•Alat tembak lem silicon, berfungsi untuk memudahkan pembuat akuarium dalam merakit akuarium.
•Lakban, yang digunakan dalam merakit akuarium sebaiknya lakban plastik yang berwarna coklat atau hitam. Lakban ini berfungsi untuk membantu berdirinya kaca dengan kaca lainnya agar tidak bergeser yang memudahkan dalam pemberian lem kaca.

Pada saat menempelkan lem silicon ke kaca sebaiknya ketebalan lem pada seluruh permukaan kaca sama. Hal ini akan membuat ketebalan lem sama pada setiap sudut . Setelah seluruh kaca terakit menjadi akuarium, langkah selanjutnya adalah mengeringkan akuarium tersebut minimal selama 24 jam agar lem silikon tersebut benar-benar kering.

Langkah terakhir dalam merakit akuarium adalah melakukan uji coba terhadap akuarium tersebut. Ujicoba tersebut dilakukan dengan mengisi air ke dalam akuarium selama 24 jam dan perhatikan apakah ada bagian yang bocor.

Budidayakan Ikan Hias
Adapun pembahasan dalam mebudidayakan ikan hias yaitu, terdapat banyak jenis ikan hias yang dbudidayakan dalam akurium air tawar pada praktik lapang di pasar hobby diantaranya yaitu :
1.Ikan Arowana (Scleropages sp.)


a.Morfologi
Termasuk dalam famili Osteoglasidae atau famili ikan ‘bony -tongue’ (lidah bertulang), ukuran tubuhnya besar , tubuhnya memanjang ramping dan ‘stream line’ dengan gerakan renang yang sangat anggun, di alam memiliki warna yang bervariasi dari hijau, perak sampai merah, memiliki 2 buah sungut yang terletak di bagian bibir bawah.

b.Syarat hdup
pH netral sampai agak masam (6,0-7,0), kesadahan rendah (8 °), suhu 26°-30°C, pencahayaan, sebaiknya di area terang tanpa sinar matahari secara langsung, sensitif terhadap perubahan kualitas air terutama terhadap peningkatan kadar amonia, nitrit dan nitrat, tempat pemeliharaan kolam tanah dan dalam akuarium. Hal ini sesuai dengan pendapat Anonimous (2010) menyatakan bahwa Ikan Arowana (Scleropages sp.) membutuhkan lingkungan yang yang sesuai dengan habitat aslinya

c.Jenis pakan
Jenis pakan yang biasa diberikan berupa pakan buatan / pellet. Hal ini sesuai dengan pendapat Anonimous (2010) bahwa pakan berupa pakan buatan / pellet nilai nutrisi yang terkandung didalamnya telah disesuaikan dengan kebutuhan gizi kultivan budidaya.

d.Pemijahan
oPerbedaan jenis kelamin jantan & betina
•Arwana jantan memiliki tubuh lebih langsing dan sempit, mulut lebih besar dengan rongga besar untuk tujuan inkubasi telur, dan warna lebih mencolok daripada betina
•Ukuran kepala jantan relatif lebih besar, sifatnya pun lebih agresif termasuk dalam perebutan makanan.
•Induk betina mempunyai. Ovarium tunggal yang mengandung 20-30 ovarium besar dengan diameter rata-rata 1,9 cm.
•Induk jantan dewasa mempunyai sebuah organ vital menyerupai testis (http://www.budidaya-ikan-arwana.html)
2.Ikan Manvis (Pterophyllum scalarae)


a.Morfologi
Memiliki warna dan jenis yang bervariasi, bentuk tubuh pipih, dengan tubuh seperti anak panah, sirip perut & sirip punggungnya membentang lebar ke arah ekor, sehingga tampak sebagai busur yang berwarna gelap & transparan, pada bagian dada terdapat 2 buah sirip yang panjangnya menjuntai sampai ke bagian ekor

b.Syarat hidup
Tempat pemeliharaan : Kolam dan akuarium, pH 6,8-8,2, suhu 24°-26°C, air yang digunakan ada air jernih yang telah diendapkan selama lebih kurang 24 jam. Anonimous (2010) menyatakan bahwa Ikan Manvis (Pterophyllum scalarae) membutuhkan lingkungan yang sesuai dengan habitat aslinya

c.Jenis pakan yang dberikan
Jenis pakan yang biasa diberikan berupa pakan buatan / pellet. Anonimous (2010), Ikan Manvis (Pterophyllum scalarae) Tergolong mudah menerima berbagai jenis makanan dalam berbagai bentuk dan sumber, pakan untuk induk yaitu jentik nyamuk, cacing Tubifex, atau Chironomous, pakan untuk larva nauplii Artemia sp. dan cacing Tubifex

d. Pemijahan
•Perbedaan jantan dan betina :
Induk jantan ukuran tubuhnya lebih besar dibandingkan dengan induk betina. Kepala induk jantan terlihat agak besar dengan bagian antara mulut ke sirip punggung berbentuk cembung, serta bentuk badan lebih ramping dibandingkan dengan ikan betina. Hal ini sesuai dengan pendapat Anonimous (2010) menyatakan bahwa sementara induk betina dicirikan oleh ukuran tubuh yang lebih kecil dan bentuk kepalanya yang lebih kecil dengan bagian perut yang lebih besar/gemuk serta terlihat agak menonjol

CV. REZKY BAHARI

Nama dari perusahaan yang di kunjungi pada praktek lapang kultur ikan hias yaitu CV. Rezky Bahari.
Kegiatan praktek lapang Kultur Ikan Hias ini dilaksanakan pada hari minggu 14 November 2010.
Jenis yang yang dibudidayakan yaitu koral yang terdiri dari kurang lebih 32 jenis koral. Contohnya yaitu karang jerawat merah, karang otak, karang piring, karang donat, dan karang nenas. Karang (koral) Disebut juga karang batu (stony coral), yaitu hewan dari Ordo Scleractinia, yang mampu mensekresi CaCO3. Karang batu termasuk ke dalam Kelas Anthozoa yaitu anggota Filum Coelenterata yang hanya mempunyai stadium polip. Dalam proses pembentukan terumbu karang maka karang batu (Scleratina) merupakan penyusun yang paling penting atau hewan karang pembangun terumbu. Karang adalah hewan klonal yang tersusun atas puluhan atau jutaan individu yang disebut polip. Contoh makhluk klonal adalah tebu atau bambu yang terdiri atas banyak ruas. Terumbu karang secara umum dapat dinisbatkan kepada struktur fisik beserta ekosistem yang menyertainya yang secara aktif membentuk sedimentasi kalsium karbonat akibat aktivitas biologi (biogenik) yang berlangsung di bawah permukaan laut. Bagi ahli geologi, terumbu karang merupakan struktur batuan sedimen dari kapur (kalsium karbonat) di dalam laut, atau disebut singkat dengan terumbu. Bagi ahli biologi terumbu karang merupakan suatu ekosistem yang dibentuk dan didominasi oleh komunitas koral. Di Indonesia semua terumbu berasal dari kapur yang sebagian besar dihasilkan koral. Kerangka karang mengalami erosi dan terakumulasi dan kemudian terjadi penempelan pada dasar-dasar terumbu (http://id.wikipedia.org/wiki/Terumbu_karang, 2010).

Asal koral yang dibudidayakan yaitu berasal dari Makassar, Bali, serta para nelayan. Terumbu karang pada umumnya hidup di pinggir pantai atau daerah yang masih terkena cahaya matahari kurang lebih 50 m di bawah permukaan laut. Ekosistem terumbu karang sebagian besar terdapat di perairan tropis, sangat sensitif terhadap perubahan lingkungan hidupnya terutama suhu, salinitas, sedimentasi, Eutrofikasi dan memerlukan kualitas perairan alami (pristine). Demikian halnya dengan perubahan suhu lingkungan akibat pemanasan global yang melanda perairan tropis di tahun 1998 telah menyebabkan pemutihan karang (coral bleaching) yang diikuti dengan kematian massal mencapai 90-95%. Selama peristiwa pemutihan tersebut, rata-rata suhu permukaan air di perairan Indonesia adalah 2-3 °C di atas suhu normal (http://id.wikipedia.org/wiki/Terumbu_karang, 2010).

Cara transportasi dan penanganan koral yang dijual yaitu melalui pesawat udara, dimana koral yang tiba langsung dimasukkan ke dalam akuarium, karena koral tidak dapat bertahan dengan waktu lebih dari 24 jam dalam proses pengiriman. Ekosistem terumbu karang sebagian besar terdapat di perairan tropis, sangat sensitif terhadap perubahan lingkungan hidupnya terutama suhu, salinitas, sedimentasi, Eutrofikasi dan memerlukan kualitas perairan alami (pristine) Perlengkapan dan peralatan yang digunakan yaitu Pisau, baskom, keranjang, pompa air, akuarium, dan bak budidaya (http://id.wikipedia.org/wiki/Terumbu_karang, 2010).

Treatment Air
Jenis sirkulasi air yang di gunakan pada budidaya koral ini yaitu sistem resirkulasi air. Frekuensi penggantian air dilakukan setiap minggu atau pada saat air keruh diganti sekitar 50%. Terumbu karang juga memilih hidup pada lingkungan perairan yang jernih dan tidak berpolusi. Hal ini harus diperhatikan sebab hal ini dapat berpengaruh pada penetrasi cahaya oleh terumbu karang (http://id.wikipedia.org/wiki/Terumbu_karang, 2010).

Jenis filter yang di gunakan dalam kegiatan pembudidayaan ini yaitu filter dengan menggunakan karang secara biologis. Untuk dapat bertumbuh dan berkembang biak secara baik, terumbu karang membutuhkan kondisi lingkungan hidup yang optimal, yaitu pada suhu hangat sekitar di atas 20ÂșC (http://id.wikipedia.org/wiki/Terumbu_karang, 2010).

Komposisi dan susunan bahan filter yang di gunakan terdiri dari pecahan karang, pecahan karang dalam karung, dan sponge. Karang sangat sensitif terhadap perubahan lingkungan hidupnya terutama suhu, salinitas, sedimentasi, Eutrofikasi dan memerlukan kualitas perairan alami, selain itu karang juga memilih hidup pada lingkungan perairan yang jernih dan tidak berpolusi. Hal ini dapat berpengaruh pada penetrasi cahaya oleh terumbu karang (http://id.wikipedia.org/wiki/Terumbu_karang, 2010).
Manajemen Pemberian Pakan

Jenis pakan yang diberikan yaitu berupa detritus Beberapa terumbu karang membutuhkan cahaya matahari untuk melakukan kegiatan fotosintesis. Polip-polip penyusun terumbu karang yang terletak pada bagian atas terumbu karang dapat menangkap makanan yang terbawa arus laut dan juga melakukan fotosintesis. Oleh karena itu, oksigen-oksigen hasil fotosintesis yang terlarut dalam air dapat dimanfaatkan oleh spesies laut lainnya. Hewan karang sebagai pembangun utama terumbu adalah organisme laut yang efisien karena mampu tumbuh subur dalam lingkungan sedikit nutrien (oligotrofik) (http://id.wikipedia.org/wiki/Terumbu_karang, 2010).

Hama dan Penyakit
Mortalitas yang sering terjadi yaitu sekitar 5%. Hal ini di sebabkan oleh masalah transportasi yang kurang mendukung sehingga koral banyak yang tidak dapat bertahan hidup setelah tiba di tempat pembudidayaan. Finansial

Keuntungan yang di peroleh setiap bulan pada kegiatan pembudidayaan koral ini yaitu sekitar kurang lebih Rp. 5.000.000,- /bulan. Kendala yang dihadapi pada kegiatan pembudidayaan ini yaitu tidak adanya transportasi langsung ke Eropa, Uni Eropa, Amerika serta transportasinya tidak boleh lebih dari 24 jam. Selain itu masalah lain yang di hadapi adalah musim yang tidak sesuai dengan permintaan luar negeri.

IV. PENUTUP
KESIMPULAN
Kesimpulan yang di peroleh pada kegiatan praktek lapang Kultur Ikan Hias yaitu
•Ikan Hias merupakan komponen komersial yang penting di budidayakan untuk kebutuhan estetika dan pemeliharaan lingkungan.
•Dalam membudidayakan ikan hias harus diperhatikan bahwa masing-masing jenis ikan hias mempunyai sifat dan kebiasaan hidup yang berbeda-beda, baik dari segi morfologi, kebiasaan makan, proses reproduksi, dan cara pembudidayaannya.
•Akuarium merupakan suatu wadah budidaya satwa dan tumbuhan air (biasanya ikan, namun dapat juga ditemukan invertebrata, amfibi, mamalia laut dan reptil) ditampung, dan digunakan untuk display publik yang dalam pembuatannya membutuhkan ketelitian agar dapat dijadikan sebuah wadah pembudidayaan.
SARAN
Saran untuk mata kuliah Kultur Ikan Hias yaitu agar dapat memanfaatkan waktu perkuliahan dengan efisien sehingga jadwal perkuliahan dapat dimanfaatkan dengan baik.
Saran untuk asisten yaitu hendaknya dapat mempermudah praktikan dalam penyusunan laporan dengan tetap berpedoman pada proses penyusunan laporan yang baik dan benar.


Daftar Pustaka
Anonimous, 2010. Diakses melalui (http://id-id.facebook.com /note.php?note_ id =3 59 05514763). Pada tanggal 20 November 2010. Makassar
Anonimous, 2010. Diakses melaui ( http://zonaika n.wordpress.com /201 0 0 3/26 konstruksi -akuarium/). Pada tanggal 20 November 2010. Makassar
Anonimous, 2010, 2010. Diakses melalui (http://www.budidaya-ikan-arwana.html).
Pada tanggal 20 November 2010. Makassar
Anonimous, 2010. Diakses melalui (http://www.budidaya-ikan-guppy.hml). Pada
tanggal 20 November 2010. Makassar
Evy, Ratna dkk, 2001. Usaha Perikanan Di Indoneaia. Mutiara Sumber Widya. Jakarta.
Lampe, 2008. Wawasan Sosial Budaya Bahari. UPT-MKU. Universitas Hasanuddin. Makassar.

Pembuatan Akuarium

Konstruksi Akuarium

Konstruksi wadah akuarium sangat bergantung pada desain yang akan dikerjakan berdasarkan bentuk akuarium yang diinginkan. Bentuk akuarium yang biasa digunakan sebagai wadah budidaya ikan antara lain adalah akuarium segiempat, akuarium trapesium, akuarium segi-delapan, akuarium segi-enam, akuarium botol dan akuarium ellips.

Setelah merencanakan bentuk akuarium kaca yang akan dibuat, langkah selanjutnya menentukan ukuran kaca yang akan dipergunakan untuk membuat akuarium. Ukuran kaca yang akan digunakan biasanya berkisar antara 3 mm – 16 mm. Sebagai acuan dalam membuat akuarium, ukuran kaca yang akan digunakan dapat dilihat sebagai berikut.
• Tebal kaca (mm) 3, Panjang akuarium (cm) 30, Lebar akuarium (cm) 20, Tinggi akuarium (cm) 20
• Tebal kaca (mm) 3, Panjang akuarium (cm) 30, Lebar akuarium (cm) 20, Tinggi akuarium (cm) 20
• Tebal kaca (mm) 3, Panjang akuarium (cm) 40, Lebar akuarium (cm) 20, Tinggi akuarium (cm) 30
• Tebal kaca (mm) 3, Panjang akuarium (cm) 50, Lebar akuarium (cm) 30, Tinggi akuarium (cm) 30
• Tebal kaca (mm) 5, Panjang akuarium (cm) 70, Lebar akuarium (cm) 35, Tinggi akuarium (cm) 35
• Tebal kaca (mm) 3, Panjang akuarium (cm) 80, Lebar akuarium (cm) 40, Tinggi akuarium (cm) 40

Untuk kaca yang akan digunakan sebagai dasar akuarium ketebalannya ditambah 0,5–1 mm,. Setelah menentukan bentuk dan ukuran kaca yang akan dipergunakan untuk membuat akuarium maka langkah selanjutnya adalah memotong kaca. Kaca yang dipergunakan untuk membuat akuarium masih dalam bentuk lembaran kaca.


Perakitan Akuarium
Dalam membuat akuarium, ada beberapa hal yang harus dikuasai agar akuarium yang dibuat tidak bocor dan tahan lama, yaitu dengan; merancang/mendesain akuarium, memotong kaca, merakit akuarium dan melakukan uji coba terhadap akuarium tersebut.

Alat dan bahannya yaitu:
• Kaca Sebagai bahan dalam pembuatan.
• Penjepit kertas sebagai alat untuk menjepit antara potongan kaca yang kecil\
• Pemotong kaca sebagai alat pemotong kaca
• Lem kaca, yang digunakan adalah lem silikon yaitu lem khusus untuk merekatkan kaca agar melekat dengan baik dan tidak bocor.
• Alat tembak lem silicon, berfungsi untuk memudahkan pembuat akuarium dalam merakit akuarium.
• Lakban, yang digunakan dalam merakit akuarium sebaiknya lakban plastik yang berwarna coklat atau hitam. Lakban ini berfungsi untuk membantu berdirinya kaca dengan kaca lainnya agar tidak bergeser yang memudahkan dalam pemberian lem kaca.
Akuarium yang akan dirakit, langkah awal yang harus dilakukan adalah menyiapkan kaca sebagai dasar utama pembuatan akuarium. . Ada beberapa dalam memotong kaca antara lain adalah :
• Letakkan lembaran kaca pada meja kerja, meja kerja harus dalam keadaan datar dan bersih. Hal ini untuk menghindari terjadinya keretakan kaca yang akan dipergunakan.
• Ukuran kaca yang akan dipotong ini disesuaikan dengan bentuk akuarium yang akan dibuat. Dalam membuat potongan-potongan kaca, lembaran kaca dibuat polanya terlebih dahulu dengan menggunakan spidol dan penggaris besi. Pola yang sudah dibentuk dapat langsung dipotong.
• Untuk memotong kaca gunakan alat pemotong kaca
• Setelah kaca terpotong, bagian pinggir dari potongan-potongan kaca harus dihaluskan dengan gerinda atau batu asahan karborondum.
Kaca yang akan dirakit menjadi akuarium ini sudah dalam bentuk potongan-potongan kaca yang ukurannya disesuaikan dengan ukuran akuarium yang akan dibuat. Sebelum dirakit kaca-kaca tersebut sebaiknya dilakukan penggosokan dengan menggunakan batu asahan karborundum atau gerinda, hal ini bertujuan agar akuarium yang dibuat tidak berbahaya bagi pemakainya. Kaca-kaca yang telah dihaluskan seluruh bagian pinggirnya dengan gerinda ini telah siap untuk dirakit.
Metode Praktik
Metode praktik pada cara membuat akuarium :


• Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
• Memotong lembaran kaca sesuai dengan keingingan. Gosok tepi-tepi potongan kaca tersebut dengan batu asahan atau gurinda untuk menghaluskan pinggiran kaca yang tajam.
• Menghaluskan ujung kaca dengan cara potongan kaca. Selanjutnya permukaan kaca tersebut, terutama bidang permukaan yang akan direkat dibersihkan dari berbagai kotoran.
• Menempelkan lem kaca (lem silicon) pada bidang pertemuan potongan kaca.lem kaca.
• Bila lem sudah terpasang dengan baik kaca bagian sisi kecil bias diasang.
• Kedua sisi lainnya selanjutnya bisa dipasang.
• Setelah semua kaca menempel, jaga posisi mereka dengan menggunakan "plak band". Biarkan dalam kondisi demikian hingga lem mengering
• Setelah bagian dalam sambungan antar kaca perlu dilapisi dengan lem, untuk mencegah kemungkinan terjadinya kebocoran akibat perekatan yang tidak sempurna sebelumnya. Lakukan hal ini dengan hati-hati agar hasil akhirnya rapi tetapi kuat. \
Bila diperlukan, bagian dalam dan atas kaca bisa diperkuat dengan potongan kaca sedemikian rupa. Kaca penguat ini bisa juga berfungsi sebagai dekorasi
Pada saat menempelkan lem silicon ke kaca sebaiknya ketebalan lem pada seluruh permukaan kaca sama. Hal ini akan membuat ketebalan lem sama pada setiap sudut . Setelah seluruh kaca terakit menjadi akuarium, langkah selanjutnya adalah mengeringkan akuarium tersebut minimal selama 24 jam agar lem silikon tersebut benar-benar kering.
Langkah terakhir dalam merakit akuarium adalah melakukan uji coba terhadap akuarium tersebut. Ujicoba tersebut dilakukan dengan mengisi air ke dalam akuarium selama 24 jam dan perhatikan apakah ada bagian yang bocor.
Andrityas © 2008. Design by :Yanku Templates Sponsored by: Tutorial87 Commentcute