Rabu, 13 April 2011

HAEMATOLOGI

LAPORAN PRAKTIKUM
FISIOLOGI HEWAN AIR

HAEMATOLOGI

                               NAMA              : ANDRITYAS SAMIR
                               NIM                  : L.221 08 266
                               KELOMPOK   : XIII (TIGA BELAS)
                               ASISTEN         : DWI SEPTIANI PUTRI
                                                          IFHAN DWINHOVEN
                                                          RIKA WULANDARI

LABORATORIUM FISIOLOGI HEWAN AIR
JURUSAN PERIKANAN
FAKULTAS ILMU KELAUTAN DAN PERIKANAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2011


I. PENDAHULUAN
I.1        Latar Belakang
     Fisiologi dapat didefenisikan sebagai ilmu yang mempelajari fungsi, mekanisme, dan cara kerja dari organ, jaringan dan sel-sel organisme. Fisiologi mencoba menerangkan faktor-faktor fisik dan kimia yang bertanggungjawab akan asal, perkembangan, dan gerak maju kehidupan. Tiap-tiap jenis kehidupan, mulai dari makhluk hidup sederhana seperti virus yang bersel satu sampai manusia yang bersel banyak. Oleh karena luasnya bidang fisiologi maka dibagi menjadi bagian-bagian yang lebih khusus antara lain fisiologi virus, bakteri, tumbuhan, hewan dan lain-lain. Dalam fisiologis hewan mempelajari yaitu proses hematologi, anastesi dan pembedahan, osmoregulasi, konsumsi oksigen dan lain-lain (Anonim, 2011).
     Haematologi merupakan cabang ilmu kesehatan yang mempelajari tentang darah, organ pembentuk darah dan penyakitnya. Darah merupakan salah satu komponen sistem transport yang sangat vital keberadaannya. Fungsi vital darah di dalam tubuh antara lain sebagai pengangkut zat-zat kimia seperti hormon, pengangkut zat buangan hasil metabolisme tubuh, dan pengangkut oksigen dan karbondioksida. Selain itu, komponen darah seperti trombosit dan plasma darah memiliki peran penting sebagai pertahanan pertama dari serangan penyakit yang masuk ke dalam tubuh (Anonim, 2011).
     Gambaran darah suatu organisme dapat digunakan untuk mengetahui kondisi kesehatan yang sedang dialami oleh organisme tersebut. Penyimpangan fisiologis ikan akan menyebabkan komponen-komponen darah juga mengalami perubahan. Perubahan gambaran darah dan kimia darah, baik secara kualitatif maupun kuantitatif, dapat menentukan kondisi kesehatannya (Anonim, 2011).
     Sistem sirkulasi, transfortasi pada ikan dan vetebrata lainnya secara umum sama yaitu menggunakan darah sebagai medium cair pengangkut utama yang bersirkulasi membentuk sistem yang dikenal dengan sistem peredaran darah. Sistem peredaran darah pada semua organisme merupakan proses fisiologis yang sangat penting. Oleh karena hal itulah yang melatarbelakangi pentingnya praktikum hematologi (Anonim, 2011).

I.2        Tujuan dan Kegunaan
     Adapun tujuan dari praktikum hematologi ini adalah untuk mengetahui bentuk sel darah pada ikan mas koi (Carasius auratus), mengetahui jumlah volume gumpalan darah dan mengetahui jumlah sel darah (eritrosit) dan bagian-bagian eritrosit seperti sitoplasma, dinding sel dan inti sel melalui teknik pewarnaan serta mengetahui volume gumpalan darah melalui teknik pemisahan dan menghitung jumlah eritrosit
     Adapun kegunaan dari praktikum hematologi ini adalah mengetahui teknik pengambilan darah pada ikan dan mengetahui kondisi kesehatan ikan mas koi (Carasius auratus) mengetahui kondisi ikan dengan mengetahui persentase volume gumpalan darah dan sebagai bahan informasi untuk kegiatan budidaya.


II. METODELOGI PRAKTIKUM
II.1       Waktu dan Tempat
     Praktikum Fisiologi Hewan Air mengenai tentang Haematologi ini dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 7 Maret 2011 pada pukul 14.00-16.00 Wita di Laboratorium Fisiologi Hewan dan Air, Jurusan Perikanan Fakultas Kelautan dan Perikanan, Universitas Hasanuddin, Makassar

II.2       Alat dan Bahan
Tabel 1. Alat yang digunakan dalam praktikum Hematologi serta fungsinya
NO
ALAT
KEGUNAAN
1.
Spoit
Mengambil darah pada ikan
2.
Mikrohematokrit
Tempat dimasukkannya darah ikan yang akan disentrifugasi
3.
Objek glass
Mengamati sel darah dan jumlah eritrosit
4.
Mikroskop
Melihat bentuk dan jumlah darah
5.
Tabung reaksi
Meletakkan mikrohaematokrit yang akan disentrifugasi
6.
Haemacytometer
Menghitung jumlah sel darah merah
7.
Sentrifug
Memisahkan plasma darah dengan gumpalan darah
8.
Mistar
Menghitung panjang darah
9.
Deg glass
Menyapu darah pada objek glass
10.
Baskom
Tempat penyimpanan es batu
11.
Papan preparat
Tempat ikan pada saat mengambil sample darah

Tabel.2 bahan yang digunakan dalam praktikum haematologi adalah :
NO.
BAHAN
KEGUNAAN
1.
Metylen blue
Mengencerkan darah dan member warna pada sel darah
2.
Alkohol 70 %
Menfiksasi sel
3.
Eosin
Memberikan warna pada sitoplasma
4.
Haematoxylin
Memberikan warna pada inti sel
5.
Air tawar
Menetralkan darah
6.
Es Batu
Menganastesi ikan
7.
Paraffin
Menyumbat mikrohaematokrit
8.
Darah ikan mas koi (Carasius auratus)
Sebagai bahan pengamatan
9.
EDTA
Sebagai anti koagulan

II.3       Prosedur Kerja
1.    Teknik Pewarnaan
  1. Ambil darah ikan (dengan larutan EDTA untuk anti koagulan) sebanyak 2-3 tetes, darah diambil di sekitar jantung dengan menggunakan spoid 2 ml.
  2. Teteskan pada objek glass lalu ratakan dengan menggunakan deg glass l;alu dikeringkan sampai kering
  3. Rendam dalam alkohol 70% selama kurang lebih 5 menit (untuk proses fiksasi).
  4. Rendam dalam larutan eosin 5-10 menit gunanya untuk mewarnai sitoplasma.
  5. Rendam dalam air tawar selama 10 detil.
  6. Keringkan dan amati di bawah mikroskop
  7. Celupkan dalam larutan haematokxilin untuk mewarnai inti sel
  8. Celupkan ke dalam air tawar selama 10 detik.
  9. Keringkan dan amati di bawah mikroskop.

2.    Teknik Pemisahan Sel Darah dan Plasma Darah
  1. .Ambil darah ikan dari daerah jantung dengan menggunakan spoid ukuran 2 ml.
  2. Darah tersebut dimasukkan kedalam haematokrit.
  3. Sumbat salah satu ujungnya dengan menggunakan parafin.
  4. Masukkan dalam tabung reaksi/tabung test.
  5. Disentrifugasi dengan menggunakan sentrifuge selama 5 menit.
  6. Mikrohaematokrit dikeluarkan lalu mulai menghitung panjang darah.
  7. Hitung gumpalan darah, warna agak pekat.
  8. Hitung plasma darah warna agak bening.
  9. Hitung panjang gumpalan darah dengan rumus :

                         Panjang gumpalan darah
                           V.GD  =                                               x 100%
                      Panjang total darah
Hitung panjang /volume dengan menggunakan rumus diatas

3.    Teknik Perhitungan Total  Eritrosit
  1. Ambil darah ikan dari daerah jantung dengan menggunakan spoid 2 ml.
  2. Darah tersebut dicampurkan methyolen violet 400 ml lalu homogenkan dengan mengocok dalam spoid.
  3. Campuran dimasukkan/diteteskan dalam haemositometer secara perlahan-lahan selama 5 menit.
  4. Amati dibawah mikroskop dan mulai menghitung dengan rumus :
N x 104    dimana :      N   adalah Jumlah rata-rata kolom besar.
                                         104 adalah ketetapannya.


III. HASIL DAN PEMBAHASAN
III.1   Teknik pewarnaan
     Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan untuk teknik pewarnaan diperoleh hasil yaitu pada saat sebelum dicelupkannya larutan hematoxylin, belum ada terlihat adanya inti sel, namun setelah dicelupkan kedalam larutan hematoyilin, sudah ada terlihat inti selnya. Hal ini dikarenakan larutan hematoxylin berfungsi memberikan warna pada inti sel sehingga mudah terlihat.
     Pada gambar di atas maka disimpulkan bahwa sel darah merah (eritrosit) pada ikan mas koi (Carasius auratus) adalah berbentuk agak lonjong dimana memiliki dinding sel, sitoplasma dan inti sel dan setelah pemberian larutan haematoxylin, maka sel darah merah tampak jelas dimana setelah diberi larutan haematoxilin warna sel darah merah berubah menjadi kebiruan berarti menandakan ikan mas koi itu sudah tua dan melakukan pembelahan. Pernyataan ini didukung oleh Raharjo (1980) bahwa sel darah merah pada ikan berbentuk lonjong kecil dan berdiameter antara 7 – 36 mikron (bergantung pada spesies ikannya) di tambah oleh Fujaya bahwa sel darah merah berbentuk lonjong dan berdiameter 11 – 14 mikron, memiliki inti dengan ratio volume sel dan inti adalah 3,5 – 40.
     Pada teknik pewarnaan darah diambil dan dihomogenkan dengan larutan EDTA sebagai anti koagulan dan pemfiksas\ian dengan alkohol agar darah tetap kelihatan segar tidak terjadi perubahan. Darah direndam dengan menggunakan akuades, selanjutnya darah direndam dengan menggunakan larutan eosin untuk mengamati sitoplasma untuk melihat inti sel. Kemudian darah direndam dengan menggunakam larutan hamatoxilin, dan membilas darah tersebut dengan akuades untuk diamati di bawah mikroskop.
      Dari teknik pewarnaan diperoleh hasil yaitu pada saat sebelum dicelupkannya larutan hematoxilin, belum ada terlihat adanya inti sel, namun setelah dicelupkan kedalam larutan hematoxilin, sudah ada terlihat inti selnya. Hal ini dikarenakan larutan hematoxilin ini memberikan warna pada inti sel sehingga mudah terlihat. Bentuk darah bulat lonjong.

III.2  Teknik pemisahan sel darah dan plasma darah
     Berdasarkan pengamatan dan perhitungan yang telah dilakukan, diperoleh hasil sebagai berikut:
Panjang Total Darah
1,2 cm
Panjang Gumpalan Darah
4,2 cm
Volume Gumpalan Darah
28,57 %

                                                       



                                             Panjang gumpalan darah
V.GD  =                                                           x 100%
                            Panjang total darah

                        1,2
            =                     x 100%
                                                4,2
                                    =   28,57 %

     Setelah sel darah pada ikan mas koi (Carasius auratus) plasma darah (sentrifugasi) yang diletakkan pada mikrohaematokrit dan dilakukan pengukuran, maka diperoleh data bahwa panjang total darah yaitu 2 mm, panjang gumpalan darah yaitu 3,7 mm, serta volume gumpalan darah yaitu mencapai 54,05 %. Hal ini dapat di simpulkan  bahwa ikan tersebut dalam keadaan stress bahkan sakit. Hal ini sesuai dengan pendapat Djawad  dkk, (2009) bahwa apabila volume gumpalan darah lebih dari 30 % maka ikan tersebut kemungkinan dalam keadaan sakit atau stress (Djawad, 2009).
     Apabila darah diambil tanpa menyebabkan luka atau dari ikan yang tidak terganggu maka darah tersebut dapat bertahan sampai kurang lebih 1 jam tanpa adanya penggumpalan darah. Percepatan penggumpalan darah antara lain disebabkan oleh meningkatnya jumlah keping darah atau trombosit pada peredaran darah. Meskipun trombosit tidak umum terdapat di dalam darah pada situasi normal, tetapi bila yang mengejutkan adalah jumlah trombosit dapat meningkat tajam. Trombosit tambahan dilepaskan dari tempat penyimpanannya, mungkin pada limpa. Darah ikan lebih cepat menggumpal yakni antara 20-30 detik sedangkan pada manusia berlangsung antara 7-8 menit (Fujaya, 2004).
     Darah terdiri dari dua komponen besar yaitu sel darah dan plasma darah. Sel terdiri atas sel-sel diskret yang memiliki bentuk khusus dan fungsi yang berbeda sedangkan komponen dari plasma juga terdapat ion-ion organik dan aneka komponen organik untuk fungsii metabolik. Fungsi dari kedua komponen tersebut kadang terpisah dan kadang bergabung (Fujaya, 2004).

III.3 Teknik menghitung jumlah total eritrosit

No
Kotak
Jumlah eritrosit
1.
I
37
2.
II
45
3.
III
16
4.
IV
37

Jumlah
135

    Cara menghitung eritrosit darah :
           =        Jumlah total eritrosit           x      104
                       Banyaknya kotak
          
           =         135          x     104
                              4
           =        33,75    x   104  atau 337500 mm3

     Berdasarkan hasil pengamatan dan perhitungan terhadap jumlah total eritrosit dalam darah ikan mas koi (Carasius auratus) yang telah diamati berjumlah 55.000 sel/ml dapat dikatakan normal. Pernyataan ini didukung oleh Rahardjo (1980) yang menyatakan bahwa jumlah eritrosit tiap mm3 berkisar antara 20.000 - 3.000.000 sel/ml dan pengangkutan oksigen dalam darah bergantung kepada jumlah hemoglobin (pigmen pernapasan) yang terdapat di dalam eritrosit. 
      Fungsi dari sel darah merah itu sendiri adalah untuk mengangkut hemoglobin yang berperan dalam membawa oksigen dan insang atau paru-paru ke jaringan. Pada beberapa binatang tingkat rendah, hemoglobin beredar sebagai protein bebas dalam plasma, tidak terbatas dalam sel darah merah selain mentranspor hemoglobin, sel darah merah juga mengandung asam karbonat dalam jumlah besar yang berfungsi untuk mengkatalis  reaksi antara karbondioksida dan air. Dengan demikian darah dapat bereaksi dengan karbondioksida dan mentransfornya dari jaringan ke insang (Fujaya, 2004).
     Jumlah eritrosit pada masing-masing spesies ikan berbeda-beda, tergantung dari aktivitas ikan itu sendiri. Misalkan pada ikan yang memiliki aktivitas tinggi seperti ikan predator blue marlin (Makaira nigricans) memiliki hematokrit 43% dan mackerel 52,5%, sedangkan pada ikan nototheniid (Pagothenia bermacchii) hanya 21% (Fujaya, 2004).


IV. KESIMPULAN DAN SARAN

IV.1  Kesimpulan
     Setelah melakukan praktikum haematologi maka dapat disimpulan hal-hal sebagai berikut :
1.    Bentuk eritrosit pada ikan mas koi (Carasius auratus) berbentuk agak lonjong, dan mempunyai inti sel di tengahnya serta memiliki sitoplasma dan dinding sel.
2.    Volume gumpalan darah 28,57 %, ini menandakan bahwa ikan mas koi (Carasius auratus) tersebut dalam keadaan sakit atau stress.
3.    Jumlah eritrosit pada ikan mas koi (Carasius auratus) yang diamati berjumlah 33750 sel/ml. jumlah ini biasa dikatakan tidak normal.

IV.2  Saran
     Adapun saran saya untuk praktikum ini adalah sebaiknya dalam pelaksanaan  praktikum, konsistensi dan efisiensi waktu lebih ditingkatkan lagi supaya kami dapat selesai tepat waktu.
     Saran kepada Asisten semoga kedepannya lebih baik dalam memberikan bimbingan sebelum praktikum sehingga praktikan tidak bingung dalam melakukan praktikum diloratorium.

DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2011. Hematologi/http://id.wikipedia.org/wiki/ (Diakses tanggal 16 Maret 2011) Makassar.

Anonim, 2011. Perikanan/http://id.wikipedia.org/wiki/ (Diakses tanggal 16 Maret 2011) Makassar

Djawad, M.Iqbal, Irfan Ambas, Yusri Karim. 2003. Penuntun Praktikum Fisiologi Hewan Air. Universitas Hasanuddin. Makassar

Fujaya, Y. 2004. Fisiologi Ikan “Dasar Pengembangan Teknik Perikanan”. PT. Rieneka Cipta. Jakarta

Rahardjo, M.F. 1980. Ichtyologi. Dept. Biologi Perairan. Fak. Perikanan Institute Pertanian Bogor.

0 komentar:

Andrityas © 2008. Design by :Yanku Templates Sponsored by: Tutorial87 Commentcute